Rabu, 02 November 2011

VISI MISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

visi:
     pusat keungulan tenaga kependidikan dan
perekayasaan pembelajaran serta pendidik
dalam bidang teknologi informasi dan


misi:
1. melaksanakan dalam bidang perekayasaaan
    pembelajaran dan penyiapan guru dalam
    bidang teknologi informasi  dan komunikasi
    sesuai dngan perkembangan ilmu pengetahuan
    teknologi dan seni serta tuntutan perkembangan
    masyarakat  masa depan
2. melaksanakan penelitian dalam perekayasaan
    pembelajaran dan pendidikan teknologi
    informasi dan komunikasi serta pendidikan
    pada umumnya sehingga melahirkan inovasi
    yang bermakna bagi kehidupan
3. melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
    yang berkaitan dengan perekayasaan pembela-
    jaran serta teknologi informasi dalam rangka
    membantu usaha percepatan, peningkatan,
    kualitas sumber daya manusia

Senin, 06 Juni 2011

Kurikulum Muatan Lokal



A. PENGERTIAN KURIKULUM MUATAN LOKAL
Kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh peserta didik di daerah tersebut. Kurikulum muatan lokal diberikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sumber bahan muatan lokal dapat diperoleh dari banyak sumber antara lain dari nara sumber, pengalaman lingkungan, hasil diskusi dari para ahli yang relevan dan sebagainya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsur atau komponen . Menyusun perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagai aspek, antara lain: sumber bahan ajar, pengajar, metode, media, dana dan evaluasi.
Sebagai salah satu kurikulum  dalam dunia pendidikan, Muatan Lokal dalam pembelajarannya banyak ditemukan kendala dan rintangan yang ditemukan antara lain dari segi : peserta didik, guru, administrasi, sarana dan prasarana, bahkan kurikulumnya sendiri. Tetapi kendala tersebut lambat laun dapat di minimalisir dengan berbagai metode antara lain dengan mengadakan pelatihan bagi para pengajar, lebih memantapkan kurikulum, dengan evaluasi yang berkesinambungan dan sebagainya.
Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta didik lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi pekerti luhur, mandiri, kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa cinta kepada budaya tanah air.

B. LANDASAN PENYUSUNAN KURIKULUM MUATAN LOKAL.
Landasan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal adalah sebagai berikut:
  1. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
  2. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
  3. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
  4. Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
  5. Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
  6. Permendiknas No. 24/2006 dan No. 6/2007 tentang pelaksanaan Permendiknas  No. 22 dan 23/2006
  7. Permendiknas No. 41 Thn 2007 tentang Standar Proses
  8. Permendiknas No. 24 Thn 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
  9. Permendiknas No. 19 Thn 2007 tentang Standar Pengelolaan
  10. Permendiknas No. 20 Thn 2007 Standar Penilaian Pendidikan
C. TINJAUAN KURIKULUM MUATAN LOKAL
Panduan ini dapat menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. Mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
D. PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL
            Ada dua pola pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal dalam rangka menghadapi pelaksanaan KTSP yaitu:
1.   Pengembangan Muatan Lokal Sesuai dengan Kondisi Sekolah Saat Ini
2.   Pengembangan Muatan Lokal dalam KTSP
Proses Pengembangan Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya. Dengan demikian di samping mendukung pembangunan daerah dan pembangunan nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite sekolah. Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
2)      Menentukaan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
3)      Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
4)      Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
5)      Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.

Senin, 07 Februari 2011

sejarah lahirnya TP di Indonesia 
Pada awalnya jurusan TP belum lah ada yang ad yaitu jurusan kurikulum dan jurusan filsafat pendidikan.
Seiring berjalannya waktu kedua jurusan tersebut dihapuskan. Kemudian didirikanlah jurusan TP (Teknologi Pendidikan) ini atau nama yang diberikan Dikti KTP(Kurikulum Teknologi Pendidikan).
Seluruh mahasiswa kedua jurusan tersebut disatukan dalam satu jurusan yakni Teknologi Pendidikan, hal ini pun juga berlaku terhadap seluruh dosennya.
Jurusan TP ini di Indonesia berdiri atas gagasan dari Prof.Dr. Yusuf Hadi Miarso, oleh sebab itu lah maka beliau dikenal sebagai bapak Teknologi Pendidikan Indonesia. 

Defenisi TP
TP pada intinya adalah kiat-kiat yamg dilakukan untuk membelajarkan manusia dengan menggunakan aneka sumber.
Jadi disini dapat kita simpulkan bahwa profesi TP ini bukanlah suatu profesi yang netral melainkan lebih memihak kepada kepentingan peserta didik.
Adapun berbagai sumber yang digunakan antara lain:
  1. orang/manusia itu sendiri
  2. ide/gagasan,pesan
  3. media
  4. alat-alat/jaringan
  5. teknik
  6. lingkungan
Pada hakekatnya TP merupakan suatu ilmu/kegiatan yang terkait dengan 5 hal yaitu: perancangan, pengembangan, pemanfaata, pengelolaan, dan pengevaluasian yang menyangkut proses dan sumber belajar (AECT,1994).
Secara epistimologi TP menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu dalam rangka melakukan pembelajaran manusia itu sendiri.
Sekarang kita bicara tentang aksiologi Tp atau fungsi  dari TP itu.
Adapun fungsi TP itu pada intinya adalah membantu peserta didik dalam proses belajarnya sehingga menjadi lebih mudah dalam memahami pelajarannya. Selain itu TP dapat meringankan tugas guru itu sendiri, hal ini karena telah tersedianya aneka sumber yang dapat membantunya dalam proses pembelajaran.
 
Kompetensi lulusan TP
Berikut saya sampaikan sebagian kecil kompetensi lulusan TP ini, antara lain:
  • menjadi guru TIK di sekolah-sekolah menengah
  • bekerja di instansi pemerintah sebagai perekayasa kurikulum serta pengembang kurikulum tersebut
  • perekayasa dan pengembang media pembelajaran
  • staf ahli dinas kependidikan dan lain sebagainya.
Teknologi Pendidikan  pada intinya adalah cara-cara/kiat-kiat yang dilakukan untuk memudahkan pembelajran manusia dengan aneka sumber belajar.
Jadi disini dapat kita simpulkan bahwa profesi TP adalah profesi yang tidak netral dimana profesi ini lebih memihak kepada kepentingan peserta didik.