Minggu, 15 Desember 2013

surat untuknya...



surat untuknya...
Karya: Feri

Hey van..
Makasi ya untuk bukunya
Buku yang mengajarkanku tentang kesabaran
Untuk sukses sebagai seorang yang beriman..
Tapi bukan hanya itu yang ingin kukatan
Ups.. ditulis mksudnya....
Maafya harus mnulisnya dsni
dan ku hrap kw pnya sdkit wktu untuk mmbacanya..
aku tlah lama brdri dsini, mnanti dn brharap kw akan dtang..
mncoba brsabar, mnunggu dtang nya peluang..
tpi tak jga dtang..
apa aku msh hrus mnunggu??
 Eia, suka dnger Mario Teguh kan ...???
Dia pernah berkata lho:
Katakan sajalah apa yang kau rasa
Meski ada kemungkinan ditolak
Paling tidak dia tahu siapa lelaki yang mencintainya..
Jika dfkir, ada bnar nya jga sich..
Dan mngkin skranglah saat nya aku tuk mngatakan
Kalo aku suka sama  kamu...

Eits, santai bro..
ini hanyalah ungkapan dri sebuah prasaan
Yg tk mngharapkan blasan aku jga, atau kita sama..
 Jka mmang tak ada sdkitpun clah dhatimu untuk ku
Atau sdah ada yg mnmpatinya..
Gampaaang..
Ckup abaikan dan lupakan saja tlisan ini
dan sngguh ... tak ada sdikit pun prasaan untuk mngsik jwa dan prasaan mu
mngkin ini mmang tndakan seorang pngecut sjati
atau seorang pcundang yg trlahir tampa nyali
dan.. aku tdak tahu sbutan apa yg akan kw berikan pdaku
tpi sngguh aku sngat mnyukaimu
sperti yacob setia mncintai bella
mski bella tak pernah mmilih nya tpi dia ttap stia.
Bhkan smpi dia hrus mlpas bella tuk pergi slmanya..
Mngkin  inilah buah dri iman dan ksabaran  yg mnghsilkan cnta dan ktulusan..
skali lgi maaf, krna tk mngatakan lnsung kpadamu
aku hanya ragu, apa akan ada wktumu untukku???
Apa akan  ada ksmpatan tuk pmbuktian???
Ini bkan krna aku seorang pngcut atau pcndang
Aku hnya tak ingin mrebut dan mmaksa mminta hatimu
Krna ku tahu, itu hanya akan menyakitimu..
Dan sungguh, aku tak ingin ada sdikitpun air yg mnetes dri mta indahmu
Ada raut duka dari wajah yg bgtu mempesona
Atau rasa galau dari hati yg slalu ku puja..
Aku hanya ingin kau bhgia..
Entah brsama ku, dngan nya, atau dgn siapapun yg kau suka
Itu tak kan mnjadi sebuah mslah..
Slama kau mrsa bhagia, aku akan ttap bsa tertawa..
Hehehhe...
Wadoch, dach pnjang bgt nech, ya dach lh ...
mkasi ya dach nympetin baca..
dan mohon tdk dfikirkan, bla mmang tdk di inginkan.
Ok???
Smpai jmpa lgi ya..
Dach...

Selasa, 10 Desember 2013

Sekilas Tentang Penulis


RENUNGAN DIRI DAN CITA-CITA
Setiap orang pasti memiliki harapan yang baik akan masa depannya, selalu mendambakan masa depan yang cerah, sukses, bahagia dan tidak kekurangan satu apapun. Demikian juga saya, sangat mendambakan hal yang demikian. Inilah sekelumit tentang saya dan harapan-harapan di masa depan nanti.
1.      Masa kecil dan hubungan dalam keluarga
Saya Refki Fernando dilahirkan di sebuah rumah bidan di nagari tetangga kampung tempat saya menetap sekarang yaitu Padang Laweh 22 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Maret 1991 dari pasangan Nasrial dan Nurlaili, dan saya merupakan anak pertama dan terakhir dari pasangan ini. Dengan kata lain saya merupakan anak tunggal, Tungga Babeleang kalau kata sebuah judul lagu minang yang menurut saya cukup fenomenal dikalangan masyarakat minang beberapa tahun terakhir. Sebagai seorang anak tunggal, saya tidak luput dari pandangan orang-orang kebanyakan yang menganggap bahwa anak tunggal itu merupakan anak manja yang semua keinginannya harus dipenuhi segera oleh orang tuanya, semua keinginannya pasti dikabulkan. Namun saya tidak terlalu menghiraukan anggapan tersebut, karena tidak semua anak tunggal sama seperti anggapan masyarakat tersebut.
Semasa kecil saya dibesarkan dalam keluarga kecil yang sederhana, dan saya rasa masa kecil saya cukup bahagia. Diberikan limpahan kasih sayang oleh Ibu (Amak) yang sangat saya cintai dan kasih sayang dari kakek, nenek, paman, dan bibi saya. Ketika membaca tulisan saya ini, mungkin setiap orang yang membaca akan bertanya-tanya kenapa yang saya sebutkan dalam tulisan ini hanya ibu, kakek, nenek, paman, dan bibi. Lalu kemana sang ayah? Ya semenjak kecil saya memang dibesarkan oleh ibu saja, karena semenjak kecil saya sudah ditinggalkan oleh ayah. Oleh karena itu saya tidak mendapatkan kasih sayang seorang ayah dari kecil. Beda dengan teman-teman yang masa kecilnya masih memilki orang tua yang lengkap. Akan tetapi saya merasa masa kecil saya sudah cukup bahagia, walaupun dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ayah karena masih banyak orang di sekitar saya yang menyayangi dan selalu memberikan bimbingan dan dukungan terhadap saya.
Sejak kecil saya diajarkan untuk hidup apa adanya, tidak mengharapkan sesuatu selama hal tersebut tidak bisa untuk dicapai oleh kemampuan yang dimiliki. Diajarkan bagaimana menjadi makhluk Tuhan yang taat, dengan selalu mengajarkan kepada saya agar tidak pernah meninggalkan perintah shalat karena shalat itu merupakan tiang atau pondasi agama, nah apabila tiang itu kuat maka kuat juga lah ke imanan dan keislaman seseorang namun apabila pondasi itu sendiri yang sudah tak kokoh maka iman dan islam seseorang tersebut juga akan menjadi rapuh sehingga akan sangat mudah untuk dirobohkan. Sehingga saat sekarang pun saya apabila saya meninggalkan shalat satu waktu saja saya akan merasa ada saja yang kurang pada diri saya pada hari itu. Maka dari itu sekarang saya selalu berusaha untuk menjaga shalat saya agar tidak ada yang tertinggal satu waktupun. Sedari kecilpun saya sudah diajarkan untuk mengaji, agar saya lebih dekat dengan Al-Qur’an yang sekarang sudah sangat jarang sekali saya membacanya. Berawal dari ikut bersama sepupu ibu mengaji di surau, disana saya diajarkan untuk membaca Al-Qur’an dimana pada waktu itu karena masih kecil saya baru belajar membaca Al-Qur’an Iqro sampai pada waktu itu surat Alif biasa disebutnya. Hal ini berjalan hingga bibi saya tadi khatam Qur’an disana, setelah itu pun saya tidak ada mengaji di surau lagi hingga SD. Ketika SD saya belajar kembali dengan seorang Guru Madrasah di kampung saya, dan itu pun tidak berjalan lama karena ibu guru itu pindah tugas dan tidak mengajar lagi di madrasah tersebut. Saya pun akhirnya kembali terhenti belajarnya, sampai pada akhirnya saya masuk ke TPA Baiturrahim di Lurah, Jorong Koto Tinggi Pandai Sikek. Di TPA ini lah saya akhirnya belajar sampai mengikuti khatam Qur’an dan memperoleh ijazah mengaji walaupun sebenarnya saya belum sempat untuk menamatkan membaca Al-Qur’an sampai ayat terakhir. Oleh sebab itu sekarang saya bertekad agar sbelum saya dipanggil kembali oleh Allah SWT kepangkuanNya, saya bisa minimal satu kali saja menamatkan membaca Al-Qur’an. Kedisiplinan menjalani hidup dan menghargai waktu serta bagaimana menghargai orang lain disekitar juga diajarkan kepada saya sedari kecil, oleh sebab itu juga sekarang saya selalu berusaha untuk selalu menghargai orang lain baik itu lebih tua maupun lebih muda daripada saya. Karena menurut saya semua orang di dunia ini sangat sangat berhak untuk memperoleh penghargaan oleh orang lain terserah apakah dia itu muda atau lebih tua daripada kita, laki-laki maupun perempuan karena semua manusia itu sama derajatnya dihadapan Allah SWT hanya keimanan dan ketaqwaan mereka lah yang membedakannya dari orang lainnya.
Saya menjalani pendidikan di TK Cempaka Putih, kemudian melanjutkan ke SDN 07 Koto Tinggi Pandai Sikek, kemudian melanjutkan ke SMP 3 Sungai Pua. Selanjutnya saya melanjutkan pendidikan di SMA N 1 X Koto. Selama masa pendidikan saya termasuk siswa yang cukup berprestasi diantaranya sewaktu SD selalu masuk dua atau tiga besar, hanya beberapa kali waktu itu sempat turun hingga lima besar, sempat juga memperoleh satu kali memperoleh peringkat pertama di kelas. Kemudian pada waktu SMP pun saya selalu masuk tiga besar ataupun dua besar, selanjutnya ketika SMA Alhamdulillah saya selalu menjadi peringkat pertama di kelas mulai dari kelas X sampai tamat kelas XII. Hanya satu kali saja waktu kelas XI semester pertama nilai saya sempat menurun sehingga saya hanya menjadi nomor dua di kelas. Sama halnya dengan ketika saya pertama kali memperoleh peringkat pertama di kelas X SMA saya merasa agak kaget bahwa saya memperoleh peringkat pertama di kelas waktu itu, padahal menurut saya ketika itu teman-teman sekelas saya pintar-pintar semua dan yang paling lucunya lagi saya tidak hadir ketika pengambilan rapor pertama di SMA karena saya lupa waktu pengambilan rapor waktu itu sehingga saya pun mengetahui saya memperoleh peringkat pertama di kelas pertama kali dari teman-teman sekelas. Begitu juga ketika pertama kali saya memperoleh juara dua di kelas XI semester pertama itu, saya pun juga tidak dapat menyembunyikan kekagetan saya atas hasil yang saya dapat sehingga saya pun merasa kecewa dengan hasil tersebut. Akan tetapi dengan dukungan orang tua dan guru-guru di sekolah saya pun bangkit kembali dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, hingga akhirnya pada semester dua kelas XI sampai saya menamatkan sekolah Alhamdulillah saya memperoleh peringkat pertama kembali. Setelah tamat, saya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Untuk masuk perguruan tinggi saya pernah mencoba mendaftar melalui jalur PMDK, namun Tuhan berkata lain dan saya pun tidak lulus lewat jalur tersebut. Saya pun sempat merasa kecewa, tetapi kekecewaan itu pun hilang karena saya terpilih untuk mendapat beasiswa untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi atau yang lebih dikenal dengan BMU. Ketika mengisi formulir pendaftaran BMU ini pun saya tidak terlalu berharap lagi, apakah mau lulus atau tidak saya hanya memasrahkan nasib kepada yang maha pencipta. Sehingga ketika mengisi formulir pun saya terkesan asal-asalan saja, yang kemudian menyebabkan saya dipanggil kembali ke ruangan BK untuk memperbaiki pengisian formulir itu. Tak lama setelah kejadian itu, saya dan teman-teman lain yang ikut mengisi formulir BMU itu, dimana kami hanya terpilih tiga orang saja yaitu saya sendiri dari jurusan IPS dan dua teman saya dari jurusan IPA. Ketika pengumuman itu saya peroleh dari guru saya merasa sangat senang karena Alhamdulillah saya lulus, akan tetapi teman saya yang dua orang tadi tidak lulus. Dengan BMU ini saya tidak perlu membeli formulir lagi untuk mengikuti SNMPTN waktu itu, malahan saya di beri uang saku sebesar Rp 250.000 untuk bekal selama mengikuti ujian SNMPTN. Setelah lulus ujian masuk perguruan tinggi maka saya memperoleh Rp 2.500.000 lagi dengan rincian untuk biaya hidup dan uang kuliah selama satu semester. Ketika mengikuti ujian masuk perguruan tinggi saya memilih jurusan pendidikan bahasa Inggris sebagai pilihan pertama dan Teknologi Pendidikan sebagai pilihan kedua. Saya memilih pendidikan bahasa Inggris karena sewaktu SMA saya sangat suka dengan pelajaran bahasa Inggris, bahkan nilai bahasa Inggris saya lebih tinggi daripada nilai bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan saya ditertawakan oleh teman-teman, sampai salah seorang teman akrab saya berkata seperti ini “Bahaso planet dapek dek nyo , tapi bahaso nyo sorang indak do” , saya pun hanya bisa tersenyum mendengar kata-kata teman saya itu bahkan hingga sekarang pun ketika saya teringat dengan kata-kata teman saya tersebut saya pun tersenyum-senyum dibuatnya. Selanjutnya saya memilih Teknologi Pendidikan karena pada waktu saya mencoba ikut jalur PMDK saya membaca di buku panduannya bahwa jurusan Teknologi Pendidikan ini berkaitan dengan TIK sehingga membuat saya tertarik untuk mengambil jurusan ini, selain passing grade nya yang tidak terlalu tinggi waktu itu dan saya merasa mampu untuk mencapainya. Alhamdulillah saya pun lulus dan sekarang sudah kuliah di Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Padang.
Dalam keluarga sendiri saya termasuk anak yang tidak penuntut, saya akan menerima apa saja yang diberikan orang tua, namun tetap tergantung dengan kondisi, apabila bisa di diskusikan saya akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan ibu saya, hal ini dikarenakan saya tidak mau merepotkan orang tua saya, karena keluarga kami termasuk keluarga sederhana yang bisa dibilang keluarga dengan pendapatan rata-rata. Saya termasuk anak yang patuh dalam keluarga, tidak macam-macam, dan tidak pernah juga mencari-cari masalah dengan orang lain.
2.      Saya dan pergaulan
Saya pribadi termasuk orang yang susah dalam menjalin hubungan dengan orang yang baru dikenal, saya orangnya pendiam, tidak terlalu pandai berbicara dihadapan orang banyak, kurang dalam berorganisasi walaupun semasa sekolah dulu saya sering jadi ketua kelas dan notabene menjadi wakil kelas di dalam organisasi sekolah namun itu masih sangat kurang bagi saya. Namun seiring terjalinnya komunikasi saya adalah orang yang menyenangkan (kata teman-teman sepergaulan saya). Memang saya akui, komunikasi awal dengan orang yang pertama saya kenal sangat susah saya lakukan, hal ini dikarenakan saya orangnya tidak terlalu suka berbicara jika tidak ada gunanya dan tidak pada waktu yang tepat pula. Kalau sedang tidak ada pekerjaan misalnya tugas kuliah, mungkin orang lain lebih memilih untuk jalan-jalan keluar rumah, namun saya lebih akan memilih untuk berdiam diri dirumah, tidak melakukan pekerjaan, menghibur diri dengan menonton TV, kata orang tua saya itulah sebabnya kenapa saya tidak bisa melakukan komunikasi ringan dengan orang lain yang baru dikenal.
Dalam memilih teman, sebenarnya saya tidak terlalu pemilih, saya menerima berteman dengan siapa saja, tapi jika dalam pertemanan itu hanya sebatas untuk memanfaatkan salah satu pihak, saya sangat membenci pertemanan yang seperti itu, pertemanan ada saat senang dan susah, saat suka dan duka, dan selama ini saya rasa saya sudah melakukan yang demikian. Setelah seseorang berteman dengan saya maka saya akan mencoba untuk menerima dia apa adanya, menghargai teman itu, bahkan apabila teman-teman itu membuat saya merasa kesal dengan ulah mereka saya pun tidak bisa marah kepada mereka. Karena saya tidak mau memperpanjang masalah dengan seseorang yang telah menjadi teman saya, soalnya kalau dibiarkan masalah berlarut-larut maka bisa saja saya kehilangan teman-teman saya itu. Jadi dari pada saya kehilangan teman lebih baik saya memilih untuk lebih bersabar menghadapi tingkah laku teman-teman saya tersebut dan itu sudah menjadi prinsip dalam diri saya.
Dalam pergaulan saya paling tidak ingin seseorang menjadi susah karena ulah saya, serasa ada yang tidak enak di hati ini jika ada terjadi yang demikian, saya akan meminta maaf kepada orang tersebut. Saya termasuk orang yang loyal kepada pertemanan, selama saya mampu saya akan melakukan apa saja yang diperlukan dalam  pertemanan tersebut, namun saya juga termasuk orang yang mudah terluka, jika terjadi penghianatan terhadap pertemanan tersebut saya tidak segan-segan mengakhirinya bahkan saya tidak akan mau kenal lagi dengan orang yang demikian, dan Alhamdulillah saya belum pernah menemukan teman yang demikian. Dalam pergaulan saya tidak suka mencari-cari masalah dengan orang lain, atau bahkan sampai menyakiti hati orang lain karena saya memang tidak ingin bermasalah dengan orang lain  dan saya pun mudah terluka hatinya atau dalam bahasa minang sering dibilang Paibo hati. Maka dari itu saya tidak ingin menyakiti hati orang lain dan membuat masalah dengan orang tersebut. Saya selalu berusaha untuk menghormati dan menghargai orang-orang disekitar saya, termasuk kepada guru-guru saya dahulu walaupun saya tidak diajar oleh beliau lagi sekarang namun saya tetap menghormati dan menghargai mereka karena tanpa mereka saya bukanlah apa-apa. Mungkin sekarang saya tidak akan sesering dahulu lagi bertemu dengan para guru saya, tetapi saya akan selalu mengingat mereka semua dan apabila saya bertemu mungkin di jalan, di angkot, atau tempat umum lainnya saya selalu berusaha minimal untuk sekedar menyapa dan melemparkan senyum kepada mereka walaupun mungkin para guru saya itu sudah tidak ingat lagi dengan saya karena banyaknya murid yang pernah beliau ajari.
3.      Saya dan pandangan terhadap kehidupan
Saya termasuk orang yang tidak neko-neko dengan kehidupan yang dijalani, saya akan menjalani hidup apa adanya, tidak terlalu memiliki obsesi yang lebih tinggi dari apa yang bisa saya lakukan di hari tersebut mungkin terpengaruh pendidikan kesederhanaan yang diajarkan oleh orang tua. Soal materi saya termasuk orang yang hemat tetapi kadang-kadang bisa juga boros, namun saya tetap memperhitungkan kemana saja akan digunakan materi yang ada. Apalagi pada zaman sekarang ini kalau kita tidak pandai-pandai dalam memanage uang yang kita miliki maka kita tinggal menunggu saja lagi waktu "kebangkrutan" kita. Dalam kehidupan zaman sekarang semuanya sudah serba canggih, perkembangan teknologi semakin pesat saking canggih dan pesatnya kebanyakan orang sekarang sangat gila dengan teknologi baru. “Orang bilang zaman ini zaman edan”  begitulah kehidupan di zaman sekarang, apa-apanya selalu diukur dengan materi materi dan materi yang berlimpah. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, dimana masih banyak sekali orang kaya atau orang yang memiliki kelebihan daripada orang lain yang menganggap remeh orang yang kurang dari mereka. Padahal kelebihan yang mereka banggakan bukan lah milik mereka melainkan masih punya orang tuanya.
Sekarang banyak orang yang gila harta, buktinya kita lihat saja kasus-kasus korupsi yang terjadi pada saat sekarang ini. Pejabat-pejabat negara yang terhormat dengan sengaja ataupun tidak sengaja melakukan hal yang sangat tercela ini. Tanpa berpikir panjang mereka menggelapkan uang negara yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat ke dalam kantong-kantong mereka sendiri. Lebih miris lagi kenyataan zaman sekarang orang-orang yang melakukan hal tersebut hanya dihukum dengan hukuman yang ringan bahkan tidak tersentuh hukum sedikitpun, beda dengan rakyat biasa apabila melakukan kesalahan sedikit saja bisa dihukum seberat-beratnya. Bahkan zaman sekarang banyak pekerja seni atau lebih kita kenal dengan sebutan artis yang hanya menjual kontroversi saja agar menjadi terkenal, bukan karena karya-karya yang dibuatnya. Berkoar-koar di media tentang kasus yang mereka alami, saling melemparkan pernyataan, bahkan ada pula yang terang-terangan bertengkar dan adu jotos dalam sebuah acara yang ditayangkan langsung di televisi. Padahal mereka yang melakukan itu bukanlah orang yang tidak sekolah tetapi mereka itu merupakan orang-orang terpelajar. Dalam kasus ini dapat saya simpulkan bahwa kehidupan di zaman yang serba canggih sekarang ini rasa malu itu sudah sangat menipis, bahkan boleh dikatakan hampir hilang ataupun tidak ada lagi pada orang-orang tersebut.Gila memang, tapi mau apalagi sudah begitu kejadiannya sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Semuanya kita kembalikan kepada mereka yang berbuat, apakah mereka mau berubah kearah yang lebih baik atau tidak sedangkan kita hanya dapat memberikan saran dan nasehat saja.
4.      Saya dan masa depan
Meskipun pada saya tidak terlalu menuntut dalam kehidupan ini, namun dalam hidup ini saya harus mentargetkan apa-apa yang harus saya capai dalam jangka pendek, dan apa yang harus saya capai dalam jangka panjang.
Saya meniginkan masa depan saya cerah, apa yang telah direncanakan dapat tercapai, seperti: saya ingin menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi sesegera mungkin, sebisa mungkin pada tahun 2014 nanti saya sudah menamatkan S1 Teknologi Pendidikan saya dan mudah-mudahan target ini tidak meleset aamiin ya rabbal alamin. Kemudian setelah wisuda dan semua urusan di kampus selesai tidak jauh berbeda dengan teman-teman lainnya yaitu berusaha untuk mencari pekerjaan terlebih dahulu. Nah sambil menunggu mendapat pekerjaan, saya akan berwirausaha terlebih dahulu bersama dengan salah seorang paman/mamak saya yaitu dengan mengembangkan usaha tenunan yang telah dirintisnya. Disini saya akan belajar untuk menghasilkan tenunan/songket yang lebih berkualitas, mengembangkan alat tenun yang nantinya akan lebih memudahkan seseorang untuk menggunakannya dan tentu saja akan menghasilkan tenunan/songket yang berkualitas, bagaimana mengulas benang, dan yang paling penting yang selama ini kurang terperhatikan oleh mamak saya itu ialah bagaimana cara memasarkan hasil tenunan atau songket yang berkualitas tadi agar hasil penjualan meningkat. Selama ini ia hanya berpromosi dari mulut ke mulut saja, untuk itu harus ditingkatkan lagi promosinya misalnya saja dengan membuatkan blog khusus sebagai salah satu media untuk mempromosikan produk secara lebih luas. Dimana selama ini paling jauh pemasaran dari tenun/songket yang dilakukan baru sebatas kota padang, nah dengan promosi lewat blog tadi maka pemasaran diharapkan akan menjadi lebih luas karena bisa diakses oleh orang dimana saja dan kapan saja. Kemudian ketika saya sudah mendapatkan pekerjaan nantinya urusan wirausaha tadi tidak akan begitu saja saya tinggalkan. Karena usaha yang telah dirintis tak boleh begitu saja terhenti, saya akan berusaha membagi waktu untuk pekerjaan dengan usaha saya nantinya. Untuk itu mungkin nanti saya tidak akan mencari pekerjaan yang terlalu menyita waktu dan membatasi saya, misalnya saja dengan menjadi guru ataupun tenaga pengajar lainnya sehingga waktu luang saya masih banyak nantinya dan waktu luang itu dapat dipakai untuk mengurus usaha yang dirintis tadi.
Setelah saya dapat memenuhi kebutuhan sendiri saya berencana untuk membahagiakan orang tua, agak beda sedikit dengan niat kebanyakan orang yang mana ia ingin memberangkatkan orang tua nya naik haji ke Mekkah. Mungkin untuk hal itu pun saya juga menginginkannya, akan tetapi saya juga harus realistis bahwa keinginan tersebut agak susah tercapai karena banyak faktor yang mempengaruhinya seperti dananya yang besar, quota haji yang dikurangi,belum lagi lama menunggu kita untuk dipanggil karena yang mendaftar haji sangat banyak dan lainnya. Hal yang ingin saya lakukan ialah berkurban atas nama orang tua saya,  hal ini lah yang paling realistis diwujudkan dalam waktu dekat setelah saya memiliki penghasilan sendiri. Namun apabila saya diberi rezeki berlebih nanti, saya juga ingin memberangkatkan orang tua saya naik haji atau minimal pergi umrah.Kemudian tentu saja saya sangat ingin untuk melaksanakan Sunnah Rasul yaitu untuk membina sebuah rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Saya akan membina sebuah keluarga kecil dengan jumlah anak Insyaallah sesuai dengan anjuran pemerintah yakni dua anak saja cukup.

Minggu, 17 November 2013

Media Pembelajaran


MEDIA PEMBELAJARAN
A.    KONSEP DASAR MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’ atau ’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 137). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 17). Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai.
2.      Pembelajaran sebagai Proses
Hal – hal penting yang perlu diperhatikan saat proses informasi untuk komunikasi dalam pembelajaran, antara lain: (1) hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada pembiasan isi (subject = outcome), (2) hal yang akan disampaikan setingkat dengan kemampuan siswa dalam menelaah (tingkat intelegensi siswa, pengalaman-pengalaman yang pernah didapat), (3) siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara menghubungkan apa yang mereka dapat sebelumnya dengan hal baru yang akan disampaikan, (4) siswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat dianalisis, umpan balik mendapat respon sehingga terlihat jelas sukses dalam usahanya, dan (5) siswa diberi waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk meyakinkan proses retensi dan tranfer yang sedang terjadi.
3.      Fungsi dan Peranan Media
Fungsi media pembelajaran antara lain:
a.       Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.
b.      Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar.
c.       Mendorong motivasi belajar.
d.      Menambah variasi dalam penyajian materi.
e.       Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.
f.       Memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.
g.      Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan (informasinya sangat membekas dan tidak mudah lupa) (Rohani, 1997: 9).
Manfaat Media Pembelajaran Salah satu alasan penggunaan media pembelajaran adalah terkait dengan manfaat media pembelajaran bagi keberhasilan belajar mengajar di kelas. Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan dalam belajar mengajar adalah pemilihan media pembelajaran yang tepat. Menurut Hamalik (1986), media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan motivasi, keinginan minat, dan rangsangan kepada siswa. Sehingga dapat membantu pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi. Adapun mengapa media pembelajaran yang tepat dapat membawa keberhasilan belajar dan mengajar di kelas, menurut Levie dan Lentz (1982), itu karena media pembelajaran khususnya media visual memiliki empat fungsi yaitu:
a.       Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.
b.      Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
c.       Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
d.      Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.
Alasan-alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu:
a.       Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu sendiri, antara lain:
1)      Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi belajar.
2)      Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
3)      Metode pengajaran akan bervariasi
4)      Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
b.      Alasan kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf berfikir konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang kompleks. Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Itulah beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

B.     PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Prinsip Penggunaan Media
a.       Penggunaan media hendaknya dipandang sebagai bagian dari suatu sistem pengajaran bukan sebagai alat bantu sewaktu-waktu. 
b.      Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar untuk memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar.
c.       Guru harus menguasai teknik-teknik dari suatu media yang digunakan.
d.      Guru seharusnya memperhitungkan untung-ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran.
e.       Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis.
f.       Guru juga dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan dapat merangsang siswa dalam belajar.
2.      Prosedur Penggunaan Media
a.       Guru harus dapat memperagakan model dari suatu pesan (isi pelajaran).
b.      Jika obyek yang diperagakan tidak mungkin dikelas, maka siswa diajak ke lokasi obyek.
c.       Jika tidak memungkinkan ke lokasi obyek, usahakan model tiruannya.
d.      Bila model tidak didapatkan, usahakan gambar dari obyek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
e.       Jika gambar juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang menarik perhatian belajar siswa.
f.       Bila media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan obyek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.
C.     PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Prinsip Pemilihan Media
Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan adanya beraneka ragam media yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah
a.     harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa,
b.     pemilihan media hams secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa,
c.      tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu,
d.     pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar,
e.     untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media, dan
f.      pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.

Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain
a.     sebelum memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran,
b.     pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan,
c.     pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat
1)     sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
2)     ketersediaan bahan media,
3)     biaya pengadaan, dan
4)     kualitas atau mutu teknik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran adalah media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar), untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap media pembelajaran, pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.
2.      Karakteristik Pemilihan Media
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atua kompetnesi yang dicapai bersifat mehamai isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pebelajaran bersifat motorik (gerak dan ativitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer).
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut:
a.     Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (TPU dan TPK ) atau kompetensi yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk kawasan kognitif, afektif , psikhomotor atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya.
b.     Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
c.     Karateristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
d.     Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia / yang kita memiliki, cukupkah ? Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran ? Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajran ternyata kita kekurangan waktu.
e.     Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau meyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan beaya tersebut/ apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak mungkinkan tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal, belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar, dibanding media sederhana yang murah.
f.      Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran ? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, petanyaan berikutnya tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses tejadinya gerhana matahari memang akan lebih efektif jika disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau tidak punya video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
g.     Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal ? Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
h.     Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya program audio, video, garafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok ? Apakah suaranya jelas dan enak didengar ? Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya. Perlu diinggat bahwa jika program media itu hanya menjajikan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik, maka media itu tidak perlu lagi kita gunakan.
3.      Pedoman Pemilihan Media
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arif S Sadiman (1986:86), ada tiga model yang dapat dijadikan prosedur dalam pemilihan media yang akan digunakan, yakni: Model flowchart, model ini menggunakan system pengguguran (eliminasi) dalam pengambilan keputusan pemilihan. Model matriks, berupa penangguhan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh criteria pemilihannya diidentifikasi. Model checklist, yang menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkn.
Di antara model-model pemilihan media tersebut, yang lebih popular digunakan dalam media jadi (by utilization) adalah model checklist. Untuk model matriks lebih sesuai digunakan dalam menentukan media rancangan (by design). Sedang model flowchart dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi maupun media rancangan. Seperti apa yang dikemukakan oleh Arif S Sudiman, Anderson (1976) pula mengemukakan prosedur pemilihan media dengan menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu : Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum / hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat untuk keperluan pembelajaran.
Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan ( diabaikan). Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan beaya. Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.
Pendekatan lain yang dapat digunakan dalam memilih media adalah pendekatan secara matrik. Salah satu dari pendekatan ini adalah yang dikemukakan oleh Alen. Matrik ini memberikan petunjuk yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan jenis tujuan pembelajaran tertentu. Matrik menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan dengan kemampuan setiap jenis media dalam mempengaruhi berbagai jenis belajar.
Untuk menggunakan matrik tersebut, terlebih dahulu kita mempelajari jenis belajar mana yangakan dipelajari / harus dikuasai siswa, apakah informasi faktual, konsep, keterampilan dan seterusnya. Setelah itu, kita bisa memilih jenis media yang sesuai dengan jenis belajar tersebut. Caranya dengan melihat dalam kolom yang yang berlabel “tinggi “ yang tertera di bawah kolom jenis belajar. Selanjutnya kita lihat secara horizontal ke kolom paling kiri untuk memperoleh petunjuk jenis media mana yang sebaiknya kita pilih. Jika media tersebut ternyata tidak tersedia, atau tidak mungkin disediakan kareana mahal, tidak praktis, atau tidak sesuai dengan kondisi siswa, dengan cara yang samamaka pilihan kita beralih pada jenis media yang berlabel “ “sedang”. Ini berati kita telah memilih jenis media “terbaik kedua”, bukan yang terbaik.
Sekali lagi, pertimbangan utama dalam memilih media adalah keseuaian media tersebut dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Jika terdapat beberapa jenis media yang sama sama baik dan sesuai, maka prioritas kita adalah memilih jenis media yang murah, lebih praktis dan yang telah tersedia di sekitar kita.
D.    JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Media Sederhana
Media tidak selalu identik dengan mahal karena media dapat dibedakan berdasarkan keadaannya yaitu media canggih, yang identik dengan mahal dan media sederhana (simple media) yang tidak memerlukan biaya mahal. Media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri. Media sederhana merupakan media yang bahan dasarnya mudah di peroleh, harganya murah, pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
2.      Media Asli dan Tiruan
Media asli merupakan media yang digunakan dalam bentuk nyata dan hidup maupun model dalam bentuk pajangan yang sesuai bentuk asli sedangkan media tiruan yaitu media peraga dalam bentuk kecil atau lebih spesifik seperti globe.
3.      Media Proyeksi
Media proyeksi merupakan media yang menggunakan alat bantu (proyektor) dalam penyajiannya yang dapat dikonsumsi oleh siswa secara serentak serta dapat menghemat ruang dan waktu, seperti media transparansi
4.      Media Audio
Media audio memiliki karakteristik  mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu , pesan dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, tetapi media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran. Media pembelajaran yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, peringan hitam.
5.      Media Visual
Media visual merupakan ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbol-simbol verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat interpretatif. Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
6.      Media Audio Visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang sebelumnya yaitu media audio dan visual. Media audio visual merupakan media yang sedang berkembang saat ini dengan tampilan gambar bergerak dan bersuara serta dapat memudahkan siswa dalam memahami materi, seperti televisi.
7.      Media Cetak
Media cetak merupakan media yang mudah dibawa kemana-mana dan dapat digunakan dimana saja, kapanpun dan oleh siapa saja, seperti buku, Koran, majalah dll.
8.      Multimedia
Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, grafik, animasi, dan video.
E.     PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Pengembangan media pembelajaran didasarkan pada tiga model pengembangan, yaitu model prosedural, model konseptual, dan model teoritik.
1.      Model Prosedural
Model prosedural merupakan model yang bersifat  deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk
2.      Model Konseptual
Model konseptual merupakan model yang bersifat analitis yaitu yang memberikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antar komponen
3.      Model Teoritik
Model teoritik merupakan model yang menunjukan hubungan perubahan antar peristiwa
F.      PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MEDIA PEMEBELAJARAN
1.       Media Grafis
a.       Ditempatkan pada ruangan yang kadar air dalam udaranya rendah serta bebas debu
b.      Menempatkan media pada tempat tertutup atau terbungkus sehingga tidak dimakan ngengat
c.       Sebaiknya selalu digantung agar tidak tertindih
2.      Media Rekam
Pita Magnetik
a.       Ditempatkan jauh dari benda-benda yang mengandung magnet
b.      Ditempatkan pada ruangan yang kelembabannya rendah dan sejuk
c.       Menempatkannya pada kotak pembungkus
Disket
a.       Setelah selesai digunakan selalu dibersihkan dengan cairan pembersih permukaannya
b.      Menempatkannya pada kotak pembungkus
c.       Ditempatkan pada tempat yang sejuk
3.      Film
a.       Menempatkannya pada ruangan yang kelembabannya rendah dan sejuk
b.      Menempatkannya pada kotak penyimpanan
4.      Flashdisk
a.       Setelah selesai digunakan selalu dibersihkan dengan antivirus
b.      Jika tidak digunakan top cupnya harus selalu terpasang
5.      Media Transparansi
a.       Antar transparansi harus diberi kertas pelapis
b.      Ditempatkan pada ruangan yang kelembabannya rendah dan sejuk
6.      Objek Fisik
a.       Ditempatkan pada rak yang cukup jauh sehingga tidak bersentuhan ketika diangkat
b.      Ditempatkan pada ruangan yang sejuk
c.       Upayakan catnya selalu terjaga
7.      Media Cetak
a.       Ditempatkan pada rak yang tegak diruangan sejuk
b.      Rak diberi anti ngengat







DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1979). Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta :Rajawali    
     
Arsyad, Azhar .(2007).  Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Leshin , CB, Pollock, Reigeluth, CM. (1992). Instructional Design Strategies and Tactics. Engelwood Cliffs : Educational Technology Publications.

Sadiman, Arief S. (2008). Media Pendidikan ,Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Situmorang, Robinson. (2009). Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan. Makalah pada Seminar Opimalisasi Penggunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran Tanggal 23 Mei 2009 di Unimed. PSBTK-SK Unimed

Anderson. R.H. (1983). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka dan Pusat Antar Universitas